Pelabuhan Internasional Jepara Akan Dibangun Pada 2017
"Pembangunan fisik direncanakan dimulai pada 2017. Saat ini kami tengah mempersiapkan kelengkapan dokumen," kata Wakil Bupati Jepara, Subroto, Senin (18/4).
Pembangunan kawasan industri akan memakan lahan Perhutani seluas 2.800 hektare. Sedangkan untuk pelabuhan, ada cekungan di laut desa tersebut yang dinilai cocok dijadikan pelabuhan selevel internasional.
Kawasan industri yang akan dinamakan Kalingga Industrian Zone (KIZ) itu akan dibagi menjadi tujuh zona atau blok. Pembagian itu berdasarkan jenis bidang industrinya. Pembagian zonasi dimaksudkan agar pengolahan limbah lebih mudah.
Luasan itu belum termasuk area penampungan kontainer yang direncanakan dibangun di atas lahan seluas 95 hektare. KIZ dibuat dengan tujuan agar bisa digunakan investor melakukan aktivitas produksi. Sedangkan untuk perusahaan jasa, bisa digunakan untuk tempat usahanya.
"Kami optimistis proyek pembangunan pelabuhan di Jepara bisa dilakukan (dengan dukungan ketersediaan lahan dan kondisi alam-Red). Dari beberapa segi, pembangunan pelabuhan dan kawasan industri sangat menguntungkan," jelas Subroto.
Menurut dia, lahan KIZ merupakan tanah keras dan landai. Beberapa area yang rendah bisa ditinggikan dengan mengambil tanah dari area yang lebih tinggi.
"Tinggal cut and fill saja. Kontur tanah di Jepara ini berbeda dengan pelabuhan dan kawasan industri di kota lain semisal Semarang dan Gresik," imbuhnya.
Tak Perlu Pengerukan
Subroto menuturkan, di area pantai yang digunakan untuk dermaga memiliki kedalaman 16 meter, sehingga tak perlu lagi melakukan pengerukan. Kedalaman itu memungkinkan dapat disinggahi kapal kelas panamax berbobot 60 ribu-100 ribu DWT (deadweight tonnage)..
"Dermaga dimungkinkan untuk kapal besar, sehingga kapal dari luar negeri, semisal dari Australia, Eropa atau Amerika bisa bersandar, sehingga akan memudahkan pengapalan produk ke pelabuhan besar di luar negeri secara langsung," imbuhnya.
Arif Prabowo, perwakilan Pelindo III (Persero) mengatakan, dari kajian yang dilakukan bersama Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya, pelabuhan petikemas sangat mungkin dibangun di pesisir Jepara.
Hal itu antara lain karena pada jarak 1.000 meter, kedalaman air laut sudah mencapai 16 meter. Kedalaman itu sudah mumpuni untuk tempat sandar kapal. Selain itu, pembangunan pelabuhan bakal terintegrasi dengan kawasan industri. ”Konsep awal sudah kami rancang,” paparnya.
Satu konsep yang diusung, Arif menyatakan, tidak ada reklamasi sama sekali di area pantai. Sejumlah fasilitas tambahan yang berdekatan dengan area dermaga hanya dipancang. Sehingga, pembangunan tidak akan merusak kawasan pantai.
Pembangunan pelabuhan di Jepara menurut Arif sangat penting. Sebab pelabuhan bisa berfungsi memecah kepadatan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Pelabuhan andalan Jateng itu sudah tidak mungkin diperluas. Selain itu juga terjadi abrasi dan penurunan tanah, sehingga air laut masuk ke daratan (rob).
Post a Comment